SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELAS IBU HAMIL
I.
Pokok Bahasan : Penyuluhan Ibu Hamil
Sub Pokok Bahasan : Kelas Ibu Hamil
Hari/Tanggal : 02 April 2015
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas
Gebang
Sasaran :
Ibu Hamil
II.
Tujuan Instruksional Umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku
ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan
keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB
pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat
setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
III.
Tujuan
Instruksional
Khusus
1. Terjadinya interaksi dan berbagi
pengalaman antara peserta (ibu hamil dengan hamil) dan antara ibu hamil dengan
petugas kesehatan/bidan.
2.
Meningkatnya
pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang :
a.
Kehamilan,
perubahan tubuh, keluhan (apakah kehamilan itu? Perubahan tubuh selama
kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu
dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah
untuk penanggulangan Anemia).
b.
Perawatan
kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan suami isteri
selama kehamilan, obat yang boleh dikonsumsi ibu hamil, tanda bahaya kehamilan
dan P4K).
c.
Persalinan
(tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses persalinan).
d.
Perawatan
nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas).
eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas).
e.
KB
pasca persalinan.
f.
Perawatan
bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian vit.K1 injeksi, tanda
bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak dan pemberian
imunisasi pada bayi baru lahir).
g.
Mitos/kepercayaan/adat
istiadat setampat yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
h.
Penyakit
menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan serta penanggulangan
malaria pada ibu hamil).
i.
Akte
kelahiran.
IV.
Sasaran Kelas Ibu Hamil
1. Peserta kelas ibu hamil sebaiknya
ibu hamil pada umur kehmilan 4 - 36 minggu untuk mendapatkan materi kelas ibu
hamil. Untuk pelaksanaan senam ibu hamil sebaiknya peserta umur kehamilan >
20 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut
keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil.
2. Jumlah peserta kelas ibu hamil
maksimal 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali
pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai informasi penting, misalnay materi
tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya.
V.
Materi
1. Pertemuan I
a. Kehamilan, Perubahan Tubuh dan Keluhan.
·
Apa
itu kehamilan?
·
Perubahan
tubuh ibu selama kehamilan
·
Apa
saja yang perlu dilakukan ibu
·
Pengaturan
gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk mencegah Anemia.
b. Perawatan Kehamilan.
·
Kesiapan
psikologis menghadapi kehamilan.
·
Hubungan
suami isteri selama kehamilan.
·
Obat
yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
·
Tanda
- tanda bahaya kehamilan
·
Perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi.
2. Pertemuan II
a. Persalinan
·
Tanda
- tanda persalinan
·
Tanda
bahaya pada persalinan
·
Proses
persalinan
·
Inisiasi
Menyusui Dini (IMD)
b. Perawatan Nifas
·
Apa
saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif?
·
Bagaimana
menjaga kesehatan ibu nifas?
·
Tanda
- tanda bahaya nifas
·
KB
post partum
3. Pertemuan III
a. Perawatan Bayi baru lahir
·
Perawatan
Bayi Baru Lahir (BBL)
·
Pemberian
Vitamin K injeksi pada BBL
·
Tanda
bahaya BBL
·
Pengamatan
perkembangan bayi/anak
·
Pemberian
imunisasi pada BBL
b. Mitos
·
Penggalian
dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
c. Penyakit menular
·
Infeksi
Menular Seksual (IMS)
·
Informasi
dasar HIV/AIDS
·
Pencegahan
dan penanganan Malaria pada ibu hamil.
d. Akte kelahiran
VI.
Media
1. Leaflet
2. Lembar
Balik Kelas Ibu Hamil
VII.
Metode
1. Ceramah
2.
Diskusi
VIII.
Pelaksanaan
No
|
Kegiatan
|
Respon
Masyarakat
|
Waktu
|
1.
|
Pendahuluan
a. Menyampaikan
salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskan
topik penyuluhan
d. Menjelaskan
tujuan
e. Menjelaskan
waktu pelaksanaan
|
a. Menjawab
salam
b. Memperhatikan
c. Memperhatikan
d. Memperhatikan
e. Memperhatikan
|
5
menit
|
2.
|
a. Penyampaian
Materi
Pertemuan I
1) Kehamilan, Perubahan Tubuh dan Keluhan.
2) Perawatan Kehamilan.
Pertemuan II
1) Persalinan
2) Perawatan Nifas
Pertemuan III
1) Perawatan Bayi baru lahir
2) Mitos
3) Penyakit menular
4) Akte kelahiran
b. Memberikan
kesempatan bertanya
c. Menjawab
pertanyaan peserta
|
a. Memperhatikan
b. Bertanya
c. Memperhatikan
|
165
menit
|
3.
|
Penutup
a. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
b. Mengakhiri
dengan salam
|
a. Memperhatikan
b. Menjawab
salam
|
10
menit
|
IX.
Evaluasi
Setelah
diberi penyuluhan ibu diberi pertanyaan, yaitu :
1. Sebutkan
tanda-tanda bahaya kehamilan
2. Sebutkan
tanda-tanda persalinan
3. Sebutkan
tanda bahaya masa nifas
4. Bagaimana
cara perawatan bayi baru lahir
5. Apa
tujuan mempunyai akta kelahiran
6. Kapan
harus ber KB setelah melahirkan
X.
Referensi
Depkes RI. 2009. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil.
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Depkes RI. 2009. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil.
Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
XI.
Materi
Terlampir
MATERI KELAS IBU HAMIL
I.
PERTEMUAN KE-1
Kehamilan, Perubahan Tubuh, Keluhan
dan Perawatan Kehamilan
A.
Apa
itu kehamilan ?
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim
seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu
bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung
telur. (Depkes RI, 2009) .
B. Perubahan Tubuh Selama Kehamilan
1) Perubahan payudara
Payudara
dan puting jadi lebih lembut sekitar tiga minggu setelah pembuahan terjadi,
kadang-kadang payudara terasa membengkak, mirip yang ibu rasakan menjelang
haid. Membesarnya payudara ini karena kelenjar-kelenjar air susu membesar dan
menyimpan lemak sebagai persiapan menyusui. Puting payudara dan daerah sekitar
berwarna gelap.
2) Peningkatan berat badan
Pada
akhir trimester pertama ibu akan kesulitan untuk memasang kancing rok atau
celana panjang. Hal itu bukan berarti adanya peningkatan berat badan yang banyak,
tapi karena rahim berkembang dan memerlukan ruang dan ini semua karena pengaruh
dari hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progesteron
yang menyebabkan tubuh akan menahan air.
3)
Kram
perut
Kram
perut sering terjadi pada awal kehamilan serta akan terus berlangsung sampai
rahim terletak di bagian tengah dan disangga dengan baik oleh tulang panggul
(pada triwulan kedua). Kontraksi rahim sering terjadi secara teratur, sering
dengan meningkatnya olah raga yang ibu lakukan selama hamil, saat berhubungan
intim atau karena perubahan posisi dari tidur ke berdiri.
4)
Sering
buang air kecil
Begitu haid terlambat 1-2 minggu biasanya ada dorongan untuk
buang air kecil. Hal ini terjadi karena meningkatnya peredaran darah ketika
hamil dan tekanan pada kandung kemih akibat membesarnya rahim, walaupun sering
buang air kecil ibu harus tetap minum banyak agar tidak mengalami kekurangan
cairan tubuh. Sering buang air kecil juga dirasakan saat kehamilan sudah
mencapai umur 9 bulan, saat kepala bayi sudah masuk ke rongga panggul dan
menekan kandung kemih.
5)
Sembelit
(susah buang air besar)
Selama
kehamilan usus lebih rileks bekerja sehingga dorongan untuk mengeluarkan sisa
kotoran agak terlambat.
6) Ngidam
Sejak
awal kehamilan dorongan untuk ngemil atau makan makanan tertentu sering muncul
pada ibu hamil. Keinginan untuk ngemil mungkin saja muncul karena kebutuhan
tubuh untuk makan sedikit demi sedikit tetapi sering.
7) Mual dan muntah
Mual
dan muntah sering terjadi di pagi hari walaupun keadaan yang dirasakan oleh
sekitar 50% ibu hamil dapat muncul setiap saat. Mual dan muntah dipicu oleh bau
makanan atau parfum tertentu (yang pada kondisi normal tidak membuat mual). Hal
ini terjadi karena perubahan hormon dalam tubuh, biasanya berlangsung selama 3
bulan pertama kehamilan dan berhenti begitu masuk bulan ke 4.
C. Keluhan Umum Saat Hamil
1)
Keputihan
Selama
kehamilan keputihan akan bertambah dan tidak berwarna. Jika tidak ada rasa
gatal dan tidak tercium bau yang kurang sedap maka ibu tidak perlu cemas.
Jagalah kebersihan alat kelamin dan gunakan selalu celana dalam yang bersih dan
kering. Keputihan berbau dan terasa gatal segera meminta pertolongan kepada
petugas kesehatan.
2)
Nyeri
pinggang
Kehamilan
juga mempengaruhi keseimbangan tubuh karena cenderung untuk berat dibagian
depan. Untuk menyeimbangkan berat tubuh maka ibu akan berusaha untuk berdiri
dengan tubuh condong ke belakang. Oleh karena itu ibu akan merasakan nyeri di
bagian pinggang,
3) Kram kaki
Kram
kaki banyak dikeluhkan ibu hamil terutama pada triwulan kedua. Bentuk gangguan
berupa kejang pada otot betis atau otot telapak kaki. Kram kaki cenderung
menyerang pada malam hari selama 1-2 menit. Walaupun singkat tetapi dapat
mengganggu tidur karena rasa sakit yang menekan betis dan telapak kaki. Hingga
kini, penyebab kram kaki belum diketahui pasti. Diduga adanya ketidakseimbangan
mineral di dalam tubuh ibu yang memicu gangguan pada sistem persarafan
otot-otot tubuh. Penyebab lainnya adalah kelelahan berkepanjangan serta tekanan
rahim pada beberapa titik persarafan yang berhubungan dengan saraf-saraf kaki.
4) Pembengkakan di kaki
Pembengkakan
yaitu penimbunan cairan akibat kadar garamn yang terlalu tinggi dalam tubuh.
Garam memang bersifat menahan air. Biasanya pembengkakan muncul di triwulan
ketiga kehamilan. Sebenarnya pembengkakan dapat terjadi di seluruh tubuh,
tetapi bagian tubuh yang sering jadi sasaran berkumpulnya cairan adalah tangan
dan kaki. Itu semua karena sifat air yang selalu mengalir ke tempat yang lebih
rendah.
Pembengkakan
dapat merupakan gejala keracunan kehamilan (preeklampsia) dengan timbulnya
tekanan darah tinggi, air kemih mengandung protein dan nyeri kepala yang hebat.
Jika timbul gejala-gejala tersebut dianjurkan agar segera memeriksakan diri ke
bidan atau dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan lebih
lanjut. Preeklampsia yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi
eklampsia yang sangat fatal bagi ibu dan janin (Depkes RI, 2009) .
5) Wasir
Wasier
adalah pembengkakan dan peradangan yang terjadi pada pembuluh darah balik(vena)
di daerah sekitar dubur. Hal ini terjadi karena adanya sembelit sehingga
terpaksa mengejan setiap kali buang air besar. Padahal peregangan ketika
mengejan inilah yang kadang-kadang menyebabkan pecahnya pembuluh-pembuluh darah
di sekitar dubur, lalu terjadi perdarahan. Wasir dapat disebabkan oleh
berbagai sebab antara lain:
·
Perubahan
hormon dalam tubuh. Hormon progesteron yang meningkat selama
kehamilan
antara lain bertugas memperkuat janin di dalam rahim. Pada saat yang bersamaan
hormon tersebut juga menghambat gerak otot pencernaan hingga saluran pembuangan
berjalan lancar.
·
Ukuran
janin yang kian besar, akibatnya seringkali janin mendesak sejumlah pembuluh
darah sekitar perut dan panggul. Darah yang meningkat baik volume maupun
alirannya jadi terhambat.
·
Sembelit
Gerakan fisik yang terbatas selama hamil merupakan salah
satu faktor penyebab kerja usus jadi ”malas”.
D. Perawatan Kehamilan
1) Periksa Kehamilan Secara Rutin
·
Periksa
kehamilan secepatnya dan sesering mungkin sesuai dengan anjuran petugas. Agar
ibu, suami dan keluarga dapat mengetahui secepatnya jika ada masalah yang
timbul pada kehamilan.
·
Timbang
berat badan setiap kali periksa hamil. Berat badan bertambah sesuai dengan
pertumbuhan bayi dalam kandungan.
·
Minum
1 tablet tambah darah setiap hari sesudah makan. Ibu hamil mendapat TTD minimal
90 tablet selama masa kehamilan. Tablet tambah darah mencegah ibu kurang darah.
Minum tablet tambah darah tidak membahayakan bayi.
·
Minta
imunisasi tetanus toksoid kepada petugas kesehatan, imunisasi tetanus untuk
mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
·
Minta
nasehat kepada petugas kesehatan tentang makanan bergizi selama hamil. Makan
makanan bergizi yang cukup membuat ibu dan bayi sehat.
·
Sering
mengajak bicara bayi sambil mengelus-elus perut setelah kandungan berumur 4
bulan.
2)
Hubungan
suami istri atau senggama selama kehamilan
Kehamilan
bukan penghalang aktivitas seksual, senggama boleh dilakukan selama kehamilan
dalam keadaan sehat. Wanita hamil lebih mudah mencapai orgasme ganda, hal ini terjadi
karena berbagai hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami peningkatan. Ini
menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh antara lain payudara dan organ
reproduksi, termasuk vagina sehingga menjadi lebih sensitive dan responsif.
Libido
dan keinginan untuk menikmati hubungan intim selama masa kehamilan sangat
bervariasi. Umumnya dorongan seksual agak menurun di triwulan pertama. Hal ini
disebabkan perubahan hormon yang menimbulkan mual-mual membuat ibu tidak ada
dorongan untuk melakukan hubungan seks. Triwulan kedua dorongan seksual wanita
hamil akan kembali meningkat, sejalan dengan hilangnya keluhan mual. Libido ini
turun kembali di triwulan ke 3 akibat ukuran dan berat janin yang semakin
meningkat.
Tidak
ada batasan waktu kapan saat tepat untuk bersenggama selama hamil, asalkan
kehamilan dinyatakan tidak memiliki risiko apapun, lakukan senggama kapanpun
menginginkannya, bahkan sampai menjelang persalinan. Dengan tetap menikmati
aktivitas hubungan seksual, ibu dapat saling berbagi rasa takut maupun
kekhawatiran, serta stress yang mungkin muncul selama masa kehamilan. Jika
kehamilan beresiko misalnya plasenta tidak pada posisi yang seharusnya
(plasenta previa) lebih baik berkonsultasi dulu dengan dokter. Begitu juga
apabila ibu mengalami pendarahan ringan seperti keluarnya flek-flek pada
kehamilan triwulan pertama, tunda dulu keinginan melakukan hubungan intim.
Hubungan seksual selama kehamilan juga bermanfaat sebagai persiapan bagi otot
panggul untuk menghadapi proses persalinan. Setelah melahirkan sebaiknya
senggama dilakukan setelah masa nifas (40 hari) (Depkes RI, 2009) .
E. Pengaturan Gizi
Jenis makanan yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil tentunya
makanan yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan ketentuan gizi
seimbang, sedangkan makanan yang tidak dianjurkan dikonsumsi selama hamil
antara lain adalah minuman yang beralkohol, minuman yang mengandung kafein
misalnya kopi, makanan yang mengandung zat tambahan seperti pengawet, makanan
yang tercemar (pestisida, logam berat).
F. Konsumsi obat ibu hamil
Selama kehamilan apa yang dikonsumsi oleh ibu akan
dikonsumsi pula oleh janin, sehingga jika salah minum obat akan mengganggu
proses tumbuh kembang janin di dalam rahim ibu. Sebelum hamil delapan bulan ada
baiknya ibu tidak minum obat apa pun, kalaupun terpaksa minum obat perlu ekstra
hati-hati.
G. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
1)
Perdarahan
Perdarahan
lewat jalan lahir yang jika terjadi pada kehamilan muda dapat menyebabkan
keguguran, sedangkan jika terjadi pada kehamilan tua dapat membahayakan keselamatan
ibu dan janin dalam kandungan
2) Bengkak
Bengkak di
kaki, tangan dan wajah yang disertai sakit kepala hebat, dapat disertai dengan
kejang-kejang. Ini merupakan tanda dan gejala keracunan kehamilan
(pre-eklampsia), dapat membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya.
3) Demam tinggi
Demam
tinggi biasanya akibat adanya infeksi bakteri atau malaria. Demam dapat
membahayakan jiwa ibu, terjadi keguguran atau bayi lahir kurang bulan.
4) Keluar air ketuban
Keluar air
ketuban sebelum waktunya merupakan tanda adanya gangguan pada kehamilan dan
dapat membahayakan janin dalam kandungan.
5) Gerakan bayi berkurang
Gerakan
bayi berkurang atau tidak bergerak sama sekali, hal ini merupakan tanda bahaya
janin. Gerakan janin diharapkan 10 kali dalam 12 jam saat ibu terjaga.
6) Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Keadaan
ini membahayakan kesehatan ibu.
H. Program Perencanaan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) dengan Stiker Persiapan Menghadapi Persalinan
Ibu
beserta suami dan anggota keluarga yang lain harus sudah merencanakan persalinan
yang aman oleh tenaga kesehatan dengan menentukan tempat untuk bersalin atau
melahirkan, menentukan penolong persalinan, menginformasikan riwayat kehamilan,
tanda-tanda ibu hamil yang akan bersalin atau melahirkan, dan suami mendampingi
selama proses persalinan berlangsung dan mendukung upaya rujukan bila
diperlukan.
Keluarga harus dapat menghindari keterlambatan dalam mencari
pertolongan medis. Suami atau keluarga harus dapat menghindari 3T (terlambat)
yaitu terlambatr mengambil keputusan, terlambat ke tempat pelayanan dan
terlambat memperoleh pertolongan medis sehingga suami atau keluarga waspada dan
bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan. Suami atau
kelaurag merencanakan system angkutan (ambulan desa) dan menyiapkan pendonor
darah potensial jika diperlukan serta mendampingi ibu pada saat selesai
persalinan.
II.
PERTEMUAN II
Persalinan dan Perawatan Nifas
A. Persalinan
Persalinan adalah dimana fetus dan
plasenta keluar dari uterus, ditandai dengan peningkatan aktifitas myometrium
(frekuensi dan intensitas kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks serta keluarnya lendir darah (show) dari vagina (Depkes RI, 2009) .
1) Tanda persalinan
Tanda-tanda
bahwa persalinan mulai berlangsung: adanya kontraksi rahim yang berkala dengan
lama dan kekuatan tertentu. Biasanya lama kontraksi antara 45-75 detik (Depkes
RI, 2009) .
·
Kekukatan
kontraksi: semakin lama akan bertambah kuat. Saat mulas jika kita menekan perut
dengan telunjuk akan terasa mengeras.
·
Jarak
antar kontraksi: akan bertambah sering, permulaan 10 menit sekali, kemudian
menjadi semakin sering.
·
Keluarnya
bercak darah bukan petunjuk akurat ibu akan segera melahirkan. Namun ibu perlu
waspada terhadap hal tersebut, jika perdarahan banyak, ibu perlu segera ke
Polindes/Puskesmas tanpa perlu menunggu hingga kontraksi yang terjadi mulai
teratur dan bertambah kuat kekuatannya.
·
Pecahnya
ketuban
2) Tanda bahaya persalinan
·
Pendarahan
dari jalan lahir
·
Tali
pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
·
Ibu
tidak kuat mengejan
·
Mengalami
kejang
·
Ibu
gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
·
Air
ketuban keruh dan berbau.
B.
Proses
Persalinan
Ibu berhak memilih proses persalinan
yang sesuai dengan keinginannya, tetapi kondisi janin maupun kehamilan yang
seringkali tidak diduga akan membuat ibu menjalani penanganan persalinan dengan
proses tertentu. Pada saat ini penolong akan memberitahukan kepada ibu dan
keluarga untuk meminta persetujuan tindakan atau rujukan (Depkes RI, 2009) . Proses persalinan terdiri dari empat kala,
yaitu:
1)
Kala
I : dimulai sejak awal kontraksi dengan frekuensi, intensitas dan durasi yang
cukup sehingga menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks.
2)
Kala
II: kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (+10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi.
3)
Kala
III: segera setelah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran plasenta dan
selaput ketuban.
4)
Kala
IV : dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post partum.
C.
Inisiasi
Menyusui Dini (Imd)
Sebelum persalinan berlangsung Bidan
atau penolong persalinan akan memberitahukan kepada ibu tentang Inisiasi
Menyusui Dini. Penting sekali untuk bayi agar disusui segera (1/2-1 jam)
setelah bayi lahir dengan cara bayi dikeringkan dahulu kemudian letakkan bayi
didada ibu agar bayi berusaha mencari puting susu ibu. Upaya untuk menyusu
dalam 30 menit sampai 1 jam pertama kelahiran, penting untuk keberhasilan
proses menyusui selanjutnya yaitu karena akan merangsang produksi ASI, serta
memperkuat reflex menghisap bayi. Reflek menghisap awal pada bayi paling kuat
dalam beberapa jam pertama setelah lahir (Depkes RI, 2009).
Ibu sebaiknya menyusui bayinya
dengan cara alami, karena air susu ibu (ASI) merupakan menu utama bagi seorang
bayi. Sebaiknya ibu memberikan ASI kepada bayi setiap 2-3 jam. Menyusui bayi
dengan ASI adalah tradisi yang sangat mulia, baik dari sudut pandang agama dan
sosial maupun dunia ilmu kedokteran modern, karena ASI disamping sebagai
makanan utama bayi, juga penguat jalinan jiwa. Misalnya saja saat disusui bayi
menggenggam kepalan tangannya, dan menempatkan dibawah dagu dan menggerakkan
jari kakinya kontak mata antara ibu dan bayi juga terjadi yang dapat meningkatkan
komunikasi antara ibu bayi.
D. Perawatan Nifas
Persalinan merupakan kerja yang sangat
melelahkan, baik secara fisik maupun psikis. Kelelahan yang muncul merupakan
akumulasi kelelahan yang terjadi sepanjang kehamilan. Menyusui juga menimbulkan
kelelahan, karena untuk menyusui dengan baik ibu dituntut untuk berusaha keras
dan telaten serta bersedia untuk belajar.
Menyusui merupakan hal yang sangat
melelahkan karena untuk memenuhi kebutuhan bayinya ibu harus bersedia
memberikan setiap bayi menginginkan. ASI sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi, selain murah karena tidak harus membeli, menyiapkannya tidak
sulit dibanding susu formula. Kandungan gizi terbaiknya dan zat kekebalan yang
sampai saat ini belum ada susu formula yang menandinginya. Manfaat psikologis
dari ibu yang memberikan ASI ternyata ibu dapat lebih tenang (Depkes RI, 2009) .
1)
Perawatan
Payudara
Perawatan payudara adalah usaha
untuk memperlancar aliran ASI dan mencegah masalah-masalah yang akan muncul
saat menyusui seperti putting susu nyeri atau lecet, payudara bengkak, saluran
susu tersumbat. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan saat kehamilan sampai
melahirkan. Perawatan payudara dilakukan sehari dua kali saat mandi dan bila
ada masalah dengan menyusui dilakukan dua kali sehari (Soetjiningsih, 2007).
1)
Perawatan
payudara setelah melahirkan
a. Lakukan pengurutan payudara
b. Licinkan kedua tangan dengan minyak.
Tempatkan kedua tangan diantara payudara.
c. Pengurutan dilakukan dimulai ke arah
atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri dan telapak kanan ke arah sisi
kanan.
d. Lakukan terus pengurutan ke bawah
dan ke samping.
e. Ulangi masing-masing 20 hingga 30
gerakan untuk setiap payudara.
f. Sokong payudara kiri dengan tangan
kiri, kemudian dengan pinggir kelingking tangan kanan urut payudara dari
pangkal hingga puting susu. Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.
g. Ulangi masing-masing 20 hingga 30
gerakan untuk setiap payudara.
h. Sokong payudara kiri dengan satu
tangan kiri sedang tangan kanan mengepal dan mengurut dengan buku-buku jari
pangkal ke arah puting susu.
i.
Lakukan
juga untuk payudara sebelah kana
2)
Menjaga
Kesehatan Ibu Nifas
Banyak orang beranggapan bila
seorang ibu sudah melahirkan anaknya dengan selamat berarti sudah selesai semua
urusan. Padahal masih ada hal penting yang harus diperhatikan yaitu perawatan
terpulang pada proses persalinan yang dilaluinya. Dalam arti apakah normal atau
spontan, menggunakan alat bantu semisal forcep atau vakum maupun bedah sesar sebagai
berikut:
2)
Dua
jam pertama
Dua jam pertama pada persalinan
normal, petugas kesehatan akan memantau kesadaran, tekanan darah dan pernapasan
si ibu. Terlebih untuk mengetahui adakah perdarahan atau tidak. Jika semuanya
dalam keadaan baik dan tidak terjadi perdarahan si ibu dapat beristirahat.
Sedangkan bila terjadi perdarahan akan segera ditangani. Dalam arti dicari apa
penyebab terjadinya perdarahan tersebut. Bila rahim tidak mau berkontraksi maka
akan diberi obat-obatan yang dapat menguatkan kontraksi, dan jika terdapat sisa
plasenta akan dilakukan pembersihan.
3)
Kebersihan
jalan lahir
Jahitan pada jalan lahir dalam
beberapa hari masih sakit, untuk menjaga kebersihan jalan lahir harus jadi
perhatian utama. Gunakan sabun lembut dan bilas dengan air banyak. Infeksi yang
menyebabkan pembengkakan dilakukan pengompresan pada daerah bengkak dengan
revanol dan periksa ke dokter atau bidan.
4)
Kontraksi
rahim.
Kontraksi yang baik menyebabkan
rahim kembali ke ukuran normal tidak ada bantuan dari obat-obatan. Kontraksi
rahim pada dasarnya tidak hanya dibutuhkan untuk mengeluarkan janin saat
persalinan, tapi juga mengembalikan rahim ke bentuk dan ukuran semula, baik
pada persalinan normal maupun persalinan tindakan seperti vakum, forcep atau
sesar. Secara otomatis rahim akan berkontraksi dengan sendirinya, hingga bila
kontraksi cukup kuat atau lemah dicurigai, mungkin disebabkan Hb kurang dari 11
mg% atau ada sesuatu yang tertinggal di rahim, semisal sisa plasenta. Jika Hb
dibawah 9 mg% maka dilakukan tranfusi darah, sedangkan jika terdapat sisa
plasenta maka dilakukan kuretase untuk membersihkan sisa plasenta.
5)
Banyak
minum
BAK setelah persalinan minimal 1
kali dan BAB 8 jam setelah persalinan, jika tidak BAK dan BAB berarti proses
involusi atau pengecilan rahim terhambat. Bukan tidak mungkin terjadi
pelengketan antar organ bagian dalam mengingat kandung kemih dan usus letaknya
berdekatan dengan rahim. Gangguan di salah satu organ tersebut berdampak pula
pada organ lainnya. Dengan kata lain bila masih ada kotoran yang terkumpul di
usus besar, proses mengecilnya rahim dapat terhambat. Agar dapat cepat BAK
sekaligus mengganti cairan tubuh yang banyak terbuang saat bersalin, usai
melahirkan ibu-ibu disarankan banyak minum, minimal 2-3 liter per hari.
6)
Mobilisasi
Kendati merasa letih ibu tidak boleh
bersikap malas-malasan dengan hanya berbaring sepanjang waktu, ibu harus mulai
bergerak supaya sirkulasi darahnya menjadi baik.
7)
Tanda-Tanda
Bahaya Dan Penyakit Pada Ibu Nifas
Infeksi adalah salah satu keadaan
yang perlu diwaspadai oleh ibu pada masa nifas. Infeksi terjadi karena ibu
kurang teliti dalam melakukan perawatan pasca persalinan. Ibu takut menyentuh
luka yang ada sehingga memilih tidak membersihkannya. Keadaan luka sangat
rentan didatangi oleh kuman dan bakteri shingga mudah terinfeksi,
8) Gejala infeksi sebagai berikut:
1. Suhu tubuh melebih 37,5O C
- Menggigil, pusing dan mual
- Keputihan
- Keluar cairan seperti nanah dari jalan lahir.
- Cairan yang keluar disertai bau yang menyengat.
- Keluarnya cairan disertai dengan rasa nyeri.
- Terasa nyeri di perut.
- Pendarahan kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit, misalnya seminggu sesudah melahirkan, perdarahan mulai berkurang tapi tiba-tiba darah kembali banyak keluar.
9)
Kb
Pasca Salin
Pemilihan jenis KB sampai saat ini
belum ditemukan suatu metode kontrasepsi yang ideal atau sempurna. Ideal dalam
arti aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah dan dapat
diterima oleh orang banyak dan dapat dipakai dalam waktu lama secara efektif. Kontrasepsi terpilih untuk pasca salin harus
mempertimbangkan beberapa hal seperti berikut ini:
1. Pastikan ibu menyusukan bayinya atau
tidak.
- Pilih jenis kontrasepsi yang sesuai
- Tidak ada masalah gangguan pembekuan darah, produksi ASI dan tumbuh kembang bayi bila ibu menggunakan kontrasepsi.
- Tidak harus menghentikan pemberian ASI untuk menggunakan suatu alat kontrasepsi.
- Kontrasepsi terpilih harus tidak mempengaruhi kualitas dan jumlah ASI atau mengganggu kesehatan bayi.
III.
PERTEMUAN III
Perawatan Bayi Baru Lahir, Mitos,
Penyakit Menular, Akte Kelahiran
A.
Perawatan
Bayi Baru Lahir
Bayi lahir sehat diketahui dari
tanda-tanda sebagai berikut:
- Bayi lahir segera menangis
- Seluruh tubuh bayi kemerahan
- Bayi bergerak aktif
- Bayi dapat menghisap puting susu dengan kuat
- Berat lahir 2500 gram-400 gram
Tujuan perawatan bayi adalah
memenuhi kebutuhan dasar bayi seperti menjaga pernafasan, nutrisi yang cukup,
suhu tubuh dan menghindari kontak dengan infeksi. Penting untuk membantunya
menyesuaiakan diri dengan kehidupan baru di luar rahim. Perawatan bayi baru
lahir antara lain:
1) Perawatan mata dan telinga
Ibu tidak perlu membiasakan diri menuangkan minyak hangat ke
dalam kanal telinga bayi karena hal itu hanya akan menambahkan lebih banyak
lagi kotoran di telinganya dari pada membersihkannya. Saat ibu membersihkan
matanya, mengusapkan gumpalan kapas atau handuk dari ujung mata di dekat hidung
ke arah luar. Ibu tidak perlu menghias mata bayi dengan pewarna.
2)
Perawatan
tali pusat
Puntung tali pusat biasanya akan
lepas dalam waktu seminggu jika dibiarkan, tidak basah saat mandi atau ditarik
supaya lepas. Jika pada saat mengering, daerah pusar ini agak merah, sebaiknya
ibu mengolesinya dengan krim bayi setiap hari.
Jika ada nanah atau cairan keluar
dari pusar, atau jika diraba terdapat gumpalan seukuran kacang pada bayi yang
berusia 2 atau 3 minggu yang disebut polyp atau granulasi, maka yang harus
dilakukan oleh ibu adalah memeriksakan pada petugas kesehatan guna untuk
menghindari infeksi yang lebih parah.
3) Mengenakan pakaian bayi
Baju bayi seharusnya tidak
membuatnya berkeringat. Oleh masyarakat awam mengenakan pakaian yang berlebihan
sering kali dilakukan dengan cara memberi pakaian yang berlapis-lapis, bahkan
di cuaca yang cerah.
Hal itu dapat membuat bayi tidak bisa bernafas dengan baik,
berkeringat, dan menunjukkan gejala susah bernafas, mengarah pada sembelit dan
keringat buntu. Ibu sebaiknya menghindari pakaian yang menyentuh leher bayi,
karena hal ini dapat mengakibatkan gesekan yang mengganggu. Selama musim panas
ibu sebaiknya memberikan pakaian dalam dan popok saja pada bayi.
4) Memandikan bayi
Ibu tidak perlu sering memandikan bayi asalkan ibu selalu
mencuci area popok dengan seksama selama penggantian popok, Mandi dua atau tiga
kali seminggu selama tahun pertama sudah cukup. Jika dimandikan lebih sering
kulitnya akan menjadi kering. Selama seminggu atau dua minggu pertama, sampai
tali pusat lepas, bayi baru lahir sebaiknya di basuh dengan spons.
5)
Menyusui
Bayi
Ibu sebaiknya menyusui bayinya dengan cara alami. Karena air
susu ibu (ASI) merupakan menu utama bagi seorang bayi. Sebaiknya ibu memberikan
ASI kepada bayi setiap 2-3 jam. Menyusui bayi dengan ASI adalah tradisi yang
sangat mulia, baik dari sudut pandang agama dan sosial maupun dunia ilmu
kedokteran modern, karena ASI disamping sebagai makanan utama bayi, juga
penguat jalinan jiwa. Misalnya saja saat disusui bayi menggenggam kepalan
tangannya, dan menempatkan dibawah dagu dan menggerakkan jari kakinya kontak
mata antara ibu dan bayi juga terjadi yang dapat meningkatkan komunikasi antara
ibu bayi (Soetjiningsih, 2007).
6)
Pemberian
K1 Injeksi Pada Bayi Baru Lahir
Pemberian vitamin K1 bertujuan guna
mencegah terjadinya perdarahan akibat kekurangan vitamin K1. Manifestasi klinik
yang sering ditemukan pada bayi kurang vitamin K1 adalah perdarahan, pucat dan
pembesaran lever atau hati ringan. Perdarahan dapat terjadi spontan akibat
trauma, terutama pada trauma proses kelahiran. Kebanyak kasus perdarahan
terjadi di kulit, mata, hidung dan saluran cerna.
7) Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
1. Adanya kejang atau tanpa kesadaran
menurun: bayi menangis melengking tiba-tiba, adanya gerakan yang tidak
terkendali pada mulut, mata atau anggota gerak, mulut mencucu, kaku seluruh
tubuh dengan atau tanpa rangsangan.
- Adanya gangguan nafas: nafas berhenti lebih dari 20 detik, bayi tampak biru, tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat, pernapasan cuping hidung, bayi merintih.
- Penurunan suhu tubuh kurang dari 36O C: badan bayi teraba dingin, tampak mengantuk, ada bagian tubuh yang merah dan mengeras, kaki dan tangan teraba dingin dan gerakan bayi kurang dari normal.
- Bayi demam > 37,5O C
- Adanya infeksi: bayi tampak mengantuk atau tidak sadar, adanya kejang, gangguan napas, malas atau tidak dapat minum, ubun-ubun cembung, ada bagian tubuh yang merah dan mengeras, badan teraba dingin, adanya bisul-bisul kecil pada kulit, nanah keluar dari mata, pusar kemerahan sampai ke dinding perut dan berbau busuk.
- Bayi kuning pada hari pertama setelah lahir atau setelah umur 14 hari atau pada umur lebih dari 2 minggu.
- Adanya gangguan saluran cerna: bayi muntah, bayi gelisah, rewel dan perut kembung, teraba benjolan pada perut. Untuk bayi baru lahir: belum buang air besar dalam 24 jam terakhir, ada darah dalam tinja tanpa diare, periksa apakah ada lubang duburnya.
- Diare: keadaan umum bayi apakah tampak mengantuk atau tidak sadar, gelisah atau rewel, mata cekung, cubitan pada kulit perut kembali lambat.
8)
Pengamatan
Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Atau Anak
Sangat penting untuk mengamati
pertambahan berat badan bayi dengan membawanya ke posyandu untuk ditimbang
setiap bulan. Setiap bulan berat badan anak akan meningkat sesuai dengan pita
hijau pada KMS (Depkes RI, 2009) .
Perkembangan dan kepandaian anak
akan bertambah sesuai dengan umur dan anak yang sehat akan jarang sakit, selalu
gembira, ceria, aktif. lincah dan cerdas.
·
Tanda-tanda
anak tumbuh sehat sebagai berikut:
1. Berat badan anak naik setiap bulan
- Pada KMS garis pertumbuhan naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pitra warna diatasnya.
·
Tanda
anak tumbuh kurang sehat sebagai berikut:
1.
Berat
badan tidak naik
2.
Pada
KMS garis pertumbuhan turun, datar, pindah ke pita warna di bawahnya atau ada di
bawah garis merah.
9) Pemberian Imunisasi Bayi Baru Lahir
Imunisasi merupakan upaya untuk
melindungi bayi dari berbagai aspek penyakit menular. Imunisasi pertama
diberikan pada saat bayi baru lahir yaitu dengan memberikan imunsasi Hepatitis
B-O (HBO). HBO sebaiknya diberikan sebelum bayi berumur 7 hari. Imunsiasi
selanjutnya diberikan di posyandu, puskesmas, rumah sakit atau dokter praktek
swasta. Bayi harus mendapatkan imunsasi dasar lengkap sebelum berumur 1 tahun.
Bayi yang akan diimunisasi harus dalam keadaan sehat, namun batuk pilek ringan
bukan merupakan halangan untuk mendapatkan imunsasi.
·
Penyakit
yang dapat dicegah dengan imunsasi adalah:
1. Hepatitis B (HB)
2. TBC
3. Polio
4. Difteri, Perfusis (batuk rejan),
Tetanus (DPT)
5. Campak
B.
Mitos
Banyak mitos mengenai kehamilan dan
kesehatan anak. Namun namanya juga mitos tentu banyak juga yang perlu diteliti
kebenarannya. Beberapa mitos dapat bertahan karena memberikan nasihat yang
sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Namun banyak mitos terutama sekitar
kehamilan dan melahirkan, terbukti salah atau tidak efektif sesuai dengan
kemajuan kedokteran dan teknologi (Depkes RI, 2009) .
C.
Penyakit
Menular
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah
infeksi yang dapat menyebar dari satu orang ke orang lainnya melalui hubungan
seks dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di banyak negara.
Angka kejadian IMS diperkirakan
tinggi dan kegagalan dalam mendiagnosa serta mengobati IMS sedini mungkin dapat
menimbulkan komplikasi dan kecacatan termasuk terjadinay infertilitas,
keguguran, kehamilan ektopik, kanker daerah panggul bahkan infeksi pada bayi
baru lahir. Komplikasi yang terjadi akibat IMS dan penyakit radang panggul
(PRP) menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan reproduksi (Depkes RI, 2009)
D.
Akta
Kelahiran
Menurut UU No 23/2002: Perlindungan
Anak pasal 5 menjelaskan bahwa setiap anak berhak atas suatu nama sebagai
identitas diri dan status kewarganegaraan. Pasal 27 juga menyatakan bahwa
identitas diri anak harus diberikan sejak kelahirannya dan dituangkan dalam
akta kelahiran yang dibuat berdasarkan pada surat keterangan dari orang yang
menyaksikan dan/atau membantu proses kelahiran (Depkes RI, 2009) .
IV.
Materi
Senam Ibu Hamil
Senam
ibu hamil dilakukan secara rutin dan terus mnenerus, hal ini bertujuan: untuk
mengurangi dan mencegah timbulnya gejala yang mengganggu selama masa kehamilan
seperti sakit pinggang, bengkak kaki dan lain-lain, mengurangi ketegangan
otot-otot sendi sehingga mempermudah kelahiran. Senam semasa kehamilan
sebagai berikut:
A.
Senam
untuk kaki
1. Duduk dengan kaki diluruskan ke
depan dengan tubuh bersandar tegak lurus (rileks).
2. Tarik jari-jari kearah tubuh secara
perlahan-lahan lalu lipat ke depan.
3. Lakukan sebanyak 10 kali,
penghitungan sesuai dengan gerakan (Lihat
gambar 1)
4. Tarik kedua telapak kaki kea rah
tubuh secara perlahan-lahan dan dorong ke depan. Lakukan sebanyak 10 kali,
penghitungansesuai dengan gerakan (Lihat gambar
2)
B.
Senam
duduk bersila
1. Duduk kedua tangan diatas lutut
2. Letakkan kedua telapak tangan di
atas lutu
3. Tekan lutut ke bawah dengan
perlahan-lahan (Lihat gambar 3).
4. Lakukanlah sebanyak 10 kali, lakukan
senam duduk bersila ini selama 10 menit sebanyak 3 kali sehari.
C.
Cara
tidur yang nyaman
Berbaringlah miring pada sebelah
sisi dengan lutut di tekuk (Lihat gambar
4)
D. Senam Untuk Pinggang (posisi
terlentang)
1. Tidurlah terlentang dan tekuklah
lutut jangan terlalu lebar, arah telapak tangan ke bawah dan berada di samping
badan
2. Angkatlah pinggang secara perlahan (Lihat gambar. 5)
3. Lakukanlah sebanyak 10 kali
E.
Senam
untuk pinggang (posisi merangkak)
1. Badan dalam posisi merangkak
2. Sambil menarik napas angkat perut
berikut punggung ke atas dengan wajah menghadap ke bawahg membentuk lingkaran.
3. Sambil perlahan-lahan mengangkat
wajah hembuskan napas, turunkan punggung kembali dengan perlahan (Lihat gambar 6).
4. Lakukanlah sebanyak 10 kali.
F. Senam dengan satu lutut
1. Tidurlah terlentang, tekuk lutut
kanan.
2. Lutut kanan digerakkan perlahan
kearah kanan lalu kembalikan (Lihat gambar
7).
3. Lakukanlah sebanyak 10 kali.
4. Lakukanlah hal yang sama untuk lutut
kiri.
G.
Senam
dengan kedua lutut
1. Tidurlah terlentang, kedua lutut
ditekuk dan kedua lutut saling menempel.
2. Kedua tumit dirapatkan, kaki kiri
dan kanan saling menempel.
3. Kedua lutut digerakkan
perlahan-lahan kea rah kiri dan kanan (Lihat
gambar 8).
4. Lakukanlah sebanyak 8 kali.
H.
Latihan
untuk saat persalinan
Latihan untuk saat persalinan dibagi
menjadi (Depkes RI, 2009) sebagai
berikut:
I. Cara pernapasan saat persalinan
1. Cari posisi yang nyaman, misalnya
duduk bersandar antara duduk dan berbaring serta kaki diregangkan, posisi
merangkak, duduk di kursi.
2. Tarik napas dari hidung dan
keluarkan melalui mulut.
3. Usahakan tetap rileks.
J. Cara mengejan
1. Cari posisi yang nyaman atau posisi
ibu antara duduk dan berbaring serta kaki direnggangkan.
2. Perlahan-lahan tarik napas sebanyak
3 kali dan pada hitungan ke 4 tarik napas kemudian tahan napas, sesuai arahan
pembantu persalinan (Lihat gambar 10).
3. Mengejan ke arah pantat.
K. Cara pernapasan pada saat melahirkan
1. Letakkanlah kedua tangan di atas
dada
2. Bukalah mulut lebar-lebar
bernapaslah pendek sambil mengatakan hah-hah-hah (Lihat gambar 11).
L. Senam untuk memperlancar ASI
1. Lipat lengan ke depan dengan telapak
tangan digenggam dan berada di depan dada, gerakkan siku ke atas dan ke bawah.
2. Lipat lengan ke atas hingga ujung
jari tengah menyentuh bahu, dalam posisi dilipat lengan diputar dari belakang
ke depan, sehingga siku-siku bersentuhan dan mengangkat payudara lalu
bernapaslah dengan lega (Lihat gambar
2.13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar