Selasa, 28 April 2015

LAPORAN PENYULUHAN PK-1 KEBIDANAN



SATUAN ACARA PENYULUHAN
KELAS IBU HAMIL

                   I.            Pokok Bahasan                 : Penyuluhan Ibu Hamil
Sub Pokok Bahasan            : Kelas Ibu Hamil
Hari/Tanggal                       : 02 April 2015
Waktu                                 : 10.00 WIB
Tempat                                : Puskesmas Gebang
Sasaran                               : Ibu Hamil
                II.            Tujuan Instruksional Umum
Meningkatkan pengetahuan, merubah  sikap dan perilaku ibu agar    memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
               III.            Tujuan Instruksional Khusus
1.      Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antara peserta (ibu hamil dengan hamil) dan antara ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan.
2.      Meningkatnya pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang :
a.       Kehamilan, perubahan tubuh, keluhan (apakah kehamilan itu? Perubahan tubuh selama kehamilan, keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya, apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil dan pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan Anemia).
b.      Perawatan kehamilan (kesiapan psikologis menghadapi kehamilan, hubungan suami isteri selama kehamilan, obat yang boleh dikonsumsi ibu hamil, tanda bahaya kehamilan dan P4K).
c.       Persalinan (tanda-tanda persalinan, tanda bahaya persalinan dan proses persalinan).
d.      Perawatan nifas (apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui
eksklusif, bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas, tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas).
e.       KB pasca persalinan.
f.       Perawatan bayi baru lahir (perawatan bayi baru lahir, pemberian vit.K1 injeksi, tanda bahaya bayi baru lahir, pengamatan perkembangan bayi/anak dan pemberian imunisasi pada bayi baru lahir).
g.      Mitos/kepercayaan/adat istiadat setampat yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
h.      Penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan serta penanggulangan malaria pada ibu hamil).
i.        Akte kelahiran.

             IV.            Sasaran Kelas Ibu Hamil
1.      Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehmilan 4 - 36 minggu untuk mendapatkan materi kelas ibu hamil. Untuk pelaksanaan senam ibu hamil sebaiknya peserta umur kehamilan > 20 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil.
2.      Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai informasi penting, misalnay materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya.

                V.            Materi
1.      Pertemuan I
a.       Kehamilan, Perubahan Tubuh dan Keluhan.
·         Apa itu kehamilan?
·         Perubahan tubuh ibu selama kehamilan
·         Apa saja yang perlu dilakukan ibu
·         Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk mencegah Anemia.

b.      Perawatan Kehamilan.
·         Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan.
·         Hubungan suami isteri selama kehamilan.
·         Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil.
·         Tanda - tanda bahaya kehamilan
·         Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi.
2.      Pertemuan II
a.       Persalinan
·         Tanda - tanda persalinan
·         Tanda bahaya pada persalinan
·          Proses persalinan
·         Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
b.      Perawatan Nifas
·         Apa saja yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui eksklusif?
·         Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
·         Tanda - tanda bahaya nifas
·         KB post partum
3.      Pertemuan III   
a.       Perawatan Bayi baru lahir
·         Perawatan Bayi Baru Lahir (BBL)
·         Pemberian Vitamin K injeksi pada BBL
·         Tanda bahaya BBL
·         Pengamatan perkembangan bayi/anak 
·         Pemberian imunisasi pada BBL
b.      Mitos
·         Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
c.       Penyakit menular
·         Infeksi Menular Seksual (IMS)
·         Informasi dasar HIV/AIDS
·         Pencegahan dan penanganan Malaria pada ibu hamil.
d.      Akte kelahiran
             VI.            Media
1.      Leaflet
2.      Lembar Balik Kelas Ibu Hamil
          VII.            Metode
1.      Ceramah
2.      Diskusi


       VIII.            Pelaksanaan

No
Kegiatan
Respon Masyarakat
Waktu
1.    
Pendahuluan
a.    Menyampaikan salam
b.    Perkenalan
c.    Menjelaskan topik penyuluhan
d.   Menjelaskan tujuan
e.    Menjelaskan waktu pelaksanaan

a.   Menjawab salam
b.   Memperhatikan
c.   Memperhatikan

d.  Memperhatikan

e.   Memperhatikan
5 menit
2.       
a.     Penyampaian Materi
Pertemuan I
1)   Kehamilan, Perubahan Tubuh dan Keluhan.
2)   Perawatan Kehamilan.
Pertemuan II
1)   Persalinan
2)   Perawatan Nifas
Pertemuan III   
1)   Perawatan Bayi baru lahir
2)   Mitos
3)   Penyakit menular
4)   Akte kelahiran
b.     Memberikan kesempatan bertanya
c.       Menjawab pertanyaan peserta
a.  Memperhatikan












b.    Bertanya
c.    Memperhatikan
165
menit
3.
Penutup
a.    Menyimpulkan hasil penyuluhan
b.    Mengakhiri dengan salam

a.    Memperhatikan
b.    Menjawab salam
10 menit

             IX.            Evaluasi
Setelah diberi penyuluhan ibu diberi pertanyaan, yaitu :
1.      Sebutkan tanda-tanda bahaya kehamilan
2.      Sebutkan tanda-tanda persalinan
3.      Sebutkan tanda bahaya masa nifas
4.      Bagaimana cara perawatan bayi baru lahir
5.      Apa tujuan mempunyai akta kelahiran
6.      Kapan harus ber KB setelah melahirkan


                X.            Referensi

Depkes RI. 2009. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Depkes RI. 2009. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

             XI.            Materi
Terlampir


MATERI KELAS IBU HAMIL




                   I.            PERTEMUAN KE-1
Kehamilan, Perubahan Tubuh, Keluhan dan Perawatan Kehamilan
A.           Apa itu kehamilan ?
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang dihasilkan oleh indung telur. (Depkes RI, 2009) .
B.     Perubahan Tubuh Selama Kehamilan
1)      Perubahan payudara
Payudara dan puting jadi lebih lembut sekitar tiga minggu setelah pembuahan terjadi, kadang-kadang payudara terasa membengkak, mirip yang ibu rasakan menjelang haid. Membesarnya payudara ini karena kelenjar-kelenjar air susu membesar dan menyimpan lemak sebagai persiapan menyusui. Puting payudara dan daerah sekitar berwarna gelap.
2)      Peningkatan berat badan
Pada akhir trimester pertama ibu akan kesulitan untuk memasang kancing rok atau celana panjang. Hal itu bukan berarti adanya peningkatan berat badan yang banyak, tapi karena rahim berkembang dan memerlukan ruang dan ini semua karena pengaruh dari hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progesteron yang menyebabkan tubuh akan menahan air.
3)        Kram perut
Kram perut sering terjadi pada awal kehamilan serta akan terus berlangsung sampai rahim terletak di bagian tengah dan disangga dengan baik oleh tulang panggul (pada triwulan kedua). Kontraksi rahim sering terjadi secara teratur, sering dengan meningkatnya olah raga yang ibu lakukan selama hamil, saat berhubungan intim atau karena perubahan posisi dari tidur ke berdiri.

4)      Sering buang air kecil
Begitu haid terlambat 1-2 minggu biasanya ada dorongan untuk buang air kecil. Hal ini terjadi karena meningkatnya peredaran darah ketika hamil dan tekanan pada kandung kemih akibat membesarnya rahim, walaupun sering buang air kecil ibu harus tetap minum banyak agar tidak mengalami kekurangan cairan tubuh. Sering buang air kecil juga dirasakan saat kehamilan sudah mencapai umur 9 bulan, saat kepala bayi sudah masuk ke rongga panggul dan menekan kandung kemih.
5)      Sembelit (susah buang air besar)
Selama kehamilan usus lebih rileks bekerja sehingga dorongan untuk mengeluarkan sisa kotoran agak terlambat.
6)      Ngidam
Sejak awal kehamilan dorongan untuk ngemil atau makan makanan tertentu sering muncul pada ibu hamil. Keinginan untuk ngemil mungkin saja muncul karena kebutuhan tubuh untuk makan sedikit demi sedikit tetapi sering.
7)      Mual dan muntah
Mual dan muntah sering terjadi di pagi hari walaupun keadaan yang dirasakan oleh sekitar 50% ibu hamil dapat muncul setiap saat. Mual dan muntah dipicu oleh bau makanan atau parfum tertentu (yang pada kondisi normal tidak membuat mual). Hal ini terjadi karena perubahan hormon dalam tubuh, biasanya berlangsung selama 3 bulan pertama kehamilan dan berhenti begitu masuk bulan ke 4.
C.     Keluhan Umum Saat Hamil
1)      Keputihan
Selama kehamilan keputihan akan bertambah dan tidak berwarna. Jika tidak ada rasa gatal dan tidak tercium bau yang kurang sedap maka ibu tidak perlu cemas. Jagalah kebersihan alat kelamin dan gunakan selalu celana dalam yang bersih dan kering. Keputihan berbau dan terasa gatal segera meminta pertolongan kepada petugas kesehatan.

2)      Nyeri pinggang
Kehamilan juga mempengaruhi keseimbangan tubuh karena cenderung untuk berat dibagian depan. Untuk menyeimbangkan berat tubuh maka ibu akan berusaha untuk berdiri dengan tubuh condong ke belakang. Oleh karena itu ibu akan merasakan nyeri di bagian pinggang,
3)      Kram kaki
Kram kaki banyak dikeluhkan ibu hamil terutama pada triwulan kedua. Bentuk gangguan berupa kejang pada otot betis atau otot telapak kaki. Kram kaki cenderung menyerang pada malam hari selama 1-2 menit. Walaupun singkat tetapi dapat mengganggu tidur karena rasa sakit yang menekan betis dan telapak kaki. Hingga kini, penyebab kram kaki belum diketahui pasti. Diduga adanya ketidakseimbangan mineral di dalam tubuh ibu yang memicu gangguan pada sistem persarafan otot-otot tubuh. Penyebab lainnya adalah kelelahan berkepanjangan serta tekanan rahim pada beberapa titik persarafan yang berhubungan dengan saraf-saraf kaki.
4)      Pembengkakan di kaki
Pembengkakan yaitu penimbunan cairan akibat kadar garamn yang terlalu tinggi dalam tubuh. Garam memang bersifat menahan air. Biasanya pembengkakan muncul di triwulan ketiga kehamilan. Sebenarnya pembengkakan dapat terjadi di seluruh tubuh, tetapi bagian tubuh yang sering jadi sasaran berkumpulnya cairan adalah tangan dan kaki. Itu semua karena sifat air yang selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. 
Pembengkakan dapat merupakan gejala keracunan kehamilan (preeklampsia) dengan timbulnya tekanan darah tinggi, air kemih mengandung protein dan nyeri kepala yang hebat. Jika timbul gejala-gejala tersebut dianjurkan agar segera memeriksakan diri ke bidan atau dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Preeklampsia yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi eklampsia yang sangat fatal bagi ibu dan janin (Depkes RI, 2009) .


5)      Wasir
Wasier adalah pembengkakan dan peradangan yang terjadi pada pembuluh darah balik(vena) di daerah sekitar dubur. Hal ini terjadi karena adanya sembelit sehingga terpaksa mengejan setiap kali buang air besar. Padahal peregangan ketika mengejan inilah yang kadang-kadang menyebabkan pecahnya pembuluh-pembuluh darah di sekitar dubur, lalu terjadi perdarahan. Wasir dapat disebabkan oleh berbagai sebab antara lain:
·         Perubahan hormon dalam tubuh. Hormon progesteron yang meningkat selama
kehamilan antara lain bertugas memperkuat janin di dalam rahim. Pada saat yang bersamaan hormon tersebut juga menghambat gerak otot pencernaan hingga saluran pembuangan berjalan lancar.
·         Ukuran janin yang kian besar, akibatnya seringkali janin mendesak sejumlah pembuluh darah sekitar perut dan panggul. Darah yang meningkat baik volume maupun alirannya jadi terhambat.
·         Sembelit
Gerakan fisik yang terbatas selama hamil merupakan salah satu faktor penyebab kerja usus jadi ”malas”.
D.    Perawatan Kehamilan
1)      Periksa Kehamilan Secara Rutin
·         Periksa kehamilan secepatnya dan sesering mungkin sesuai dengan anjuran petugas. Agar ibu, suami dan keluarga dapat mengetahui secepatnya jika ada masalah yang timbul pada kehamilan.
·         Timbang berat badan setiap kali periksa hamil. Berat badan bertambah sesuai dengan pertumbuhan bayi dalam kandungan.
·         Minum 1 tablet tambah darah setiap hari sesudah makan. Ibu hamil mendapat TTD minimal 90 tablet selama masa kehamilan. Tablet tambah darah mencegah ibu kurang darah. Minum tablet tambah darah tidak membahayakan bayi.
·         Minta imunisasi tetanus toksoid kepada petugas kesehatan, imunisasi tetanus untuk mencegah penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
·         Minta nasehat kepada petugas kesehatan tentang makanan bergizi selama hamil. Makan makanan bergizi yang cukup membuat ibu dan bayi sehat.
·         Sering mengajak bicara bayi sambil mengelus-elus perut setelah kandungan berumur 4 bulan.
2)      Hubungan suami istri atau senggama selama kehamilan
Kehamilan bukan penghalang aktivitas seksual, senggama boleh dilakukan selama kehamilan dalam keadaan sehat. Wanita hamil lebih mudah mencapai orgasme ganda, hal ini terjadi karena berbagai hormon wanita dan hormon kehamilan mengalami peningkatan. Ini menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh antara lain payudara dan organ reproduksi, termasuk vagina sehingga menjadi lebih sensitive dan responsif.
Libido dan keinginan untuk menikmati hubungan intim selama masa kehamilan sangat bervariasi. Umumnya dorongan seksual agak menurun di triwulan pertama. Hal ini disebabkan perubahan hormon yang menimbulkan mual-mual membuat ibu tidak ada dorongan untuk melakukan hubungan seks. Triwulan kedua dorongan seksual wanita hamil akan kembali meningkat, sejalan dengan hilangnya keluhan mual. Libido ini turun kembali di triwulan ke 3 akibat ukuran dan berat janin yang semakin meningkat.
Tidak ada batasan waktu kapan saat tepat untuk bersenggama selama hamil, asalkan kehamilan dinyatakan tidak memiliki risiko apapun, lakukan senggama kapanpun menginginkannya, bahkan sampai menjelang persalinan. Dengan tetap menikmati aktivitas hubungan seksual, ibu dapat saling berbagi rasa takut maupun kekhawatiran, serta stress yang mungkin muncul selama masa kehamilan. Jika kehamilan beresiko misalnya plasenta tidak pada posisi yang seharusnya (plasenta previa) lebih baik berkonsultasi dulu dengan dokter. Begitu juga apabila ibu mengalami pendarahan ringan seperti keluarnya flek-flek pada kehamilan triwulan pertama, tunda dulu keinginan melakukan hubungan intim. Hubungan seksual selama kehamilan juga bermanfaat sebagai persiapan bagi otot panggul untuk menghadapi proses persalinan. Setelah melahirkan sebaiknya senggama dilakukan setelah masa nifas (40 hari) (Depkes RI, 2009) .
E.     Pengaturan Gizi
Jenis makanan yang perlu dikonsumsi oleh ibu hamil tentunya makanan yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai dengan ketentuan gizi seimbang, sedangkan makanan yang tidak dianjurkan dikonsumsi selama hamil antara lain adalah minuman yang beralkohol, minuman yang mengandung kafein misalnya kopi, makanan yang mengandung zat tambahan seperti pengawet, makanan yang tercemar (pestisida, logam berat).
F.      Konsumsi obat ibu hamil
Selama kehamilan apa yang dikonsumsi oleh ibu akan dikonsumsi pula oleh janin, sehingga jika salah minum obat akan mengganggu proses tumbuh kembang janin di dalam rahim ibu. Sebelum hamil delapan bulan ada baiknya ibu tidak minum obat apa pun, kalaupun terpaksa minum obat perlu ekstra hati-hati.
G.    Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
1)      Perdarahan
Perdarahan lewat jalan lahir yang jika terjadi pada kehamilan muda dapat menyebabkan keguguran, sedangkan jika terjadi pada kehamilan tua dapat membahayakan keselamatan ibu dan janin dalam kandungan
2)      Bengkak
Bengkak di kaki, tangan dan wajah yang disertai sakit kepala hebat, dapat disertai dengan kejang-kejang. Ini merupakan tanda dan gejala keracunan kehamilan (pre-eklampsia), dapat membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya.
3)      Demam tinggi
Demam tinggi biasanya akibat adanya infeksi bakteri atau malaria. Demam dapat membahayakan jiwa ibu, terjadi keguguran atau bayi lahir kurang bulan.
4)      Keluar air ketuban
Keluar air ketuban sebelum waktunya merupakan tanda adanya gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan janin dalam kandungan.
5)      Gerakan bayi berkurang
Gerakan bayi berkurang atau tidak bergerak sama sekali, hal ini merupakan tanda bahaya janin. Gerakan janin diharapkan 10 kali dalam 12 jam saat ibu terjaga.
6)      Ibu muntah terus dan tidak mau makan
Keadaan ini membahayakan kesehatan ibu.

H.    Program Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan Stiker Persiapan Menghadapi Persalinan
Ibu beserta suami dan anggota keluarga yang lain harus sudah merencanakan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan dengan menentukan tempat untuk bersalin atau melahirkan, menentukan penolong persalinan, menginformasikan riwayat kehamilan, tanda-tanda ibu hamil yang akan bersalin atau melahirkan, dan suami mendampingi selama proses persalinan berlangsung dan mendukung upaya rujukan bila diperlukan.
Keluarga harus dapat menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis. Suami atau keluarga harus dapat menghindari 3T (terlambat) yaitu terlambatr mengambil keputusan, terlambat ke tempat pelayanan dan terlambat memperoleh pertolongan medis sehingga suami atau keluarga waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan. Suami atau kelaurag merencanakan system angkutan (ambulan desa) dan menyiapkan pendonor darah potensial jika diperlukan serta mendampingi ibu pada saat selesai persalinan.
II.            PERTEMUAN II 
Persalinan dan Perawatan Nifas
A.    Persalinan
Persalinan adalah dimana fetus dan plasenta keluar dari uterus, ditandai dengan peningkatan aktifitas myometrium (frekuensi dan intensitas kontraksi) yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lendir darah (show) dari vagina (Depkes RI, 2009) .
1)      Tanda persalinan
Tanda-tanda bahwa persalinan mulai berlangsung: adanya kontraksi rahim yang berkala dengan lama dan kekuatan tertentu. Biasanya lama kontraksi antara 45-75 detik (Depkes RI, 2009) .
·         Kekukatan kontraksi: semakin lama akan bertambah kuat. Saat mulas jika kita menekan perut dengan telunjuk akan terasa mengeras.
·         Jarak antar kontraksi: akan bertambah sering, permulaan 10 menit sekali, kemudian menjadi semakin sering.
·         Keluarnya bercak darah bukan petunjuk akurat ibu akan segera melahirkan. Namun ibu perlu waspada terhadap hal tersebut, jika perdarahan banyak, ibu perlu segera ke Polindes/Puskesmas tanpa perlu menunggu hingga kontraksi yang terjadi mulai teratur dan bertambah kuat kekuatannya.
·         Pecahnya ketuban

2)      Tanda bahaya persalinan
·         Pendarahan dari jalan lahir
·         Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
·         Ibu tidak kuat mengejan
·         Mengalami kejang
·         Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
·         Air ketuban keruh dan berbau.

B.     Proses Persalinan
Ibu berhak memilih proses persalinan yang sesuai dengan keinginannya, tetapi kondisi janin maupun kehamilan yang seringkali tidak diduga akan membuat ibu menjalani penanganan persalinan dengan proses tertentu. Pada saat ini penolong akan memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk meminta persetujuan tindakan atau rujukan (Depkes RI, 2009) .  Proses persalinan terdiri dari empat kala, yaitu:
1)      Kala I : dimulai sejak awal kontraksi dengan frekuensi, intensitas dan durasi yang cukup sehingga menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks.
2)      Kala II: kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (+10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
3)      Kala III: segera setelah kelahiran bayi dan berakhir dengan kelahiran plasenta dan selaput ketuban.
4)      Kala IV : dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post partum.

C.     Inisiasi Menyusui Dini (Imd)
Sebelum persalinan berlangsung Bidan atau penolong persalinan akan memberitahukan kepada ibu tentang Inisiasi Menyusui Dini. Penting sekali untuk bayi agar disusui segera (1/2-1 jam) setelah bayi lahir dengan cara bayi dikeringkan dahulu kemudian letakkan bayi didada ibu agar bayi berusaha mencari puting susu ibu. Upaya untuk menyusu dalam 30 menit sampai 1 jam pertama kelahiran, penting untuk keberhasilan proses menyusui selanjutnya yaitu karena akan merangsang produksi ASI, serta memperkuat reflex menghisap bayi. Reflek menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir (Depkes RI, 2009).
Ibu sebaiknya menyusui bayinya dengan cara alami, karena air susu ibu (ASI) merupakan menu utama bagi seorang bayi. Sebaiknya ibu memberikan ASI kepada bayi setiap 2-3 jam. Menyusui bayi dengan ASI adalah tradisi yang sangat mulia, baik dari sudut pandang agama dan sosial maupun dunia ilmu kedokteran modern, karena ASI disamping sebagai makanan utama bayi, juga penguat jalinan jiwa. Misalnya saja saat disusui bayi menggenggam kepalan tangannya, dan menempatkan dibawah dagu dan menggerakkan jari kakinya kontak mata antara ibu dan bayi juga terjadi yang dapat meningkatkan komunikasi antara ibu bayi.
D.    Perawatan Nifas
Persalinan merupakan kerja yang sangat melelahkan, baik secara fisik maupun psikis. Kelelahan yang muncul merupakan akumulasi kelelahan yang terjadi sepanjang kehamilan. Menyusui juga menimbulkan kelelahan, karena untuk menyusui dengan baik ibu dituntut untuk berusaha keras dan telaten serta bersedia untuk belajar. 
Menyusui merupakan hal yang sangat melelahkan karena untuk memenuhi kebutuhan bayinya ibu harus bersedia memberikan setiap bayi menginginkan. ASI sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, selain murah karena tidak harus membeli, menyiapkannya tidak sulit dibanding susu formula. Kandungan gizi terbaiknya dan zat kekebalan yang sampai saat ini belum ada susu formula yang menandinginya. Manfaat psikologis dari ibu yang memberikan ASI ternyata ibu dapat lebih tenang (Depkes RI, 2009) .

1)      Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah usaha untuk memperlancar aliran ASI dan mencegah masalah-masalah yang akan muncul saat menyusui seperti putting susu nyeri atau lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan saat kehamilan sampai melahirkan. Perawatan payudara dilakukan sehari dua kali saat mandi dan bila ada masalah dengan menyusui dilakukan dua kali sehari (Soetjiningsih, 2007).
1)      Perawatan payudara setelah melahirkan
a.       Lakukan pengurutan payudara
b.      Licinkan kedua tangan dengan minyak. Tempatkan kedua tangan diantara payudara.
c.       Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri dan telapak kanan ke arah sisi kanan.
d.      Lakukan terus pengurutan ke bawah dan ke samping.
e.       Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.
f.       Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dengan pinggir kelingking tangan kanan urut payudara dari pangkal hingga puting susu. Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.
g.      Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.
h.      Sokong payudara kiri dengan satu tangan kiri sedang tangan kanan mengepal dan mengurut dengan buku-buku jari pangkal ke arah puting susu.
i.        Lakukan juga untuk payudara sebelah kana

2)      Menjaga Kesehatan Ibu Nifas
Banyak orang beranggapan bila seorang ibu sudah melahirkan anaknya dengan selamat berarti sudah selesai semua urusan. Padahal masih ada hal penting yang harus diperhatikan yaitu perawatan terpulang pada proses persalinan yang dilaluinya. Dalam arti apakah normal atau spontan, menggunakan alat bantu semisal forcep atau vakum maupun bedah sesar sebagai berikut:
2)      Dua jam pertama
Dua jam pertama pada persalinan normal, petugas kesehatan akan memantau kesadaran, tekanan darah dan pernapasan si ibu. Terlebih untuk mengetahui adakah perdarahan atau tidak. Jika semuanya dalam keadaan baik dan tidak terjadi perdarahan si ibu dapat beristirahat. Sedangkan bila terjadi perdarahan akan segera ditangani. Dalam arti dicari apa penyebab terjadinya perdarahan tersebut. Bila rahim tidak mau berkontraksi maka akan diberi obat-obatan yang dapat menguatkan kontraksi, dan jika terdapat sisa plasenta akan dilakukan pembersihan.
3)      Kebersihan jalan lahir
Jahitan pada jalan lahir dalam beberapa hari masih sakit, untuk menjaga kebersihan jalan lahir harus jadi perhatian utama. Gunakan sabun lembut dan bilas dengan air banyak. Infeksi yang menyebabkan pembengkakan dilakukan pengompresan pada daerah bengkak dengan revanol dan periksa ke dokter atau bidan.


4)      Kontraksi rahim.
Kontraksi yang baik menyebabkan rahim kembali ke ukuran normal tidak ada bantuan dari obat-obatan. Kontraksi rahim pada dasarnya tidak hanya dibutuhkan untuk mengeluarkan janin saat persalinan, tapi juga mengembalikan rahim ke bentuk dan ukuran semula, baik pada persalinan normal maupun persalinan tindakan seperti vakum, forcep atau sesar. Secara otomatis rahim akan berkontraksi dengan sendirinya, hingga bila kontraksi cukup kuat atau lemah dicurigai, mungkin disebabkan Hb kurang dari 11 mg% atau ada sesuatu yang tertinggal di rahim, semisal sisa plasenta. Jika Hb dibawah 9 mg% maka dilakukan tranfusi darah, sedangkan jika terdapat sisa plasenta maka dilakukan kuretase untuk membersihkan sisa plasenta.

5)      Banyak minum
BAK setelah persalinan minimal 1 kali dan BAB 8 jam setelah persalinan, jika tidak BAK dan BAB berarti proses involusi atau pengecilan rahim terhambat. Bukan tidak mungkin terjadi pelengketan antar organ bagian dalam mengingat kandung kemih dan usus letaknya berdekatan dengan rahim. Gangguan di salah satu organ tersebut berdampak pula pada organ lainnya. Dengan kata lain bila masih ada kotoran yang terkumpul di usus besar, proses mengecilnya rahim dapat terhambat. Agar dapat cepat BAK sekaligus mengganti cairan tubuh yang banyak terbuang saat bersalin, usai melahirkan ibu-ibu disarankan banyak minum, minimal 2-3 liter per hari.
6)      Mobilisasi
Kendati merasa letih ibu tidak boleh bersikap malas-malasan dengan hanya berbaring sepanjang waktu, ibu harus mulai bergerak supaya sirkulasi darahnya menjadi baik.

7)      Tanda-Tanda Bahaya Dan Penyakit Pada Ibu Nifas
Infeksi adalah salah satu keadaan yang perlu diwaspadai oleh ibu pada masa nifas. Infeksi terjadi karena ibu kurang teliti dalam melakukan perawatan pasca persalinan. Ibu takut menyentuh luka yang ada sehingga memilih tidak membersihkannya. Keadaan luka sangat rentan didatangi oleh kuman dan bakteri shingga mudah terinfeksi, 
8)      Gejala infeksi sebagai berikut:
1.      Suhu tubuh melebih 37,5O C
  1. Menggigil, pusing dan mual
  2. Keputihan
  3. Keluar cairan seperti nanah dari jalan lahir.
  4. Cairan yang keluar disertai bau yang menyengat.
  5. Keluarnya cairan disertai dengan rasa nyeri.
  6. Terasa nyeri di perut.
  7. Pendarahan kembali banyak padahal sebelumnya sudah sedikit, misalnya seminggu sesudah melahirkan, perdarahan mulai berkurang tapi tiba-tiba darah kembali banyak keluar.
9)      Kb Pasca Salin
Pemilihan jenis KB sampai saat ini belum ditemukan suatu metode kontrasepsi yang ideal atau sempurna. Ideal dalam arti aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah dan dapat diterima oleh orang banyak dan dapat dipakai dalam waktu lama secara efektif.  Kontrasepsi terpilih untuk pasca salin harus mempertimbangkan beberapa hal seperti berikut ini:
1.      Pastikan ibu menyusukan bayinya atau tidak.
  1. Pilih jenis kontrasepsi yang sesuai
  2. Tidak ada masalah gangguan pembekuan darah, produksi ASI dan tumbuh kembang bayi bila ibu menggunakan kontrasepsi.
  3. Tidak harus menghentikan pemberian ASI untuk menggunakan suatu alat kontrasepsi.
  4. Kontrasepsi terpilih harus tidak mempengaruhi kualitas dan jumlah ASI atau mengganggu kesehatan bayi.
III.            PERTEMUAN III   
Perawatan Bayi Baru Lahir, Mitos, Penyakit Menular, Akte Kelahiran

A.    Perawatan Bayi Baru Lahir
Bayi lahir sehat diketahui dari tanda-tanda sebagai berikut:
  1. Bayi lahir segera menangis
  2. Seluruh tubuh bayi kemerahan
  3. Bayi bergerak aktif
  4. Bayi dapat menghisap puting susu dengan kuat
  5. Berat lahir 2500 gram-400 gram
Tujuan perawatan bayi adalah memenuhi kebutuhan dasar bayi seperti menjaga pernafasan, nutrisi yang cukup, suhu tubuh dan menghindari kontak dengan infeksi. Penting untuk membantunya menyesuaiakan diri dengan kehidupan baru di luar rahim. Perawatan bayi baru lahir antara lain:
1)      Perawatan mata dan telinga
Ibu tidak perlu membiasakan diri menuangkan minyak hangat ke dalam kanal telinga bayi karena hal itu hanya akan menambahkan lebih banyak lagi kotoran di telinganya dari pada membersihkannya. Saat ibu membersihkan matanya, mengusapkan gumpalan kapas atau handuk dari ujung mata di dekat hidung ke arah luar. Ibu tidak perlu menghias mata bayi dengan pewarna.
2)      Perawatan tali pusat
Puntung tali pusat biasanya akan lepas dalam waktu seminggu jika dibiarkan, tidak basah saat mandi atau ditarik supaya lepas. Jika pada saat mengering, daerah pusar ini agak merah, sebaiknya ibu mengolesinya dengan krim bayi setiap hari. 
Jika ada nanah atau cairan keluar dari pusar, atau jika diraba terdapat gumpalan seukuran kacang pada bayi yang berusia 2 atau 3 minggu yang disebut polyp atau granulasi, maka yang harus dilakukan oleh ibu adalah memeriksakan pada petugas kesehatan guna untuk menghindari infeksi yang lebih parah.
3)      Mengenakan pakaian bayi
Baju bayi seharusnya tidak membuatnya berkeringat. Oleh masyarakat awam mengenakan pakaian yang berlebihan sering kali dilakukan dengan cara memberi pakaian yang berlapis-lapis, bahkan di cuaca yang cerah. 
Hal itu dapat membuat bayi tidak bisa bernafas dengan baik, berkeringat, dan menunjukkan gejala susah bernafas, mengarah pada sembelit dan keringat buntu. Ibu sebaiknya menghindari pakaian yang menyentuh leher bayi, karena hal ini dapat mengakibatkan gesekan yang mengganggu. Selama musim panas ibu sebaiknya memberikan pakaian dalam dan popok saja pada bayi.
4)      Memandikan bayi
Ibu tidak perlu sering memandikan bayi asalkan ibu selalu mencuci area popok dengan seksama selama penggantian popok, Mandi dua atau tiga kali seminggu selama tahun pertama sudah cukup. Jika dimandikan lebih sering kulitnya akan menjadi kering. Selama seminggu atau dua minggu pertama, sampai tali pusat lepas, bayi baru lahir sebaiknya di basuh dengan spons.
5)      Menyusui Bayi
Ibu sebaiknya menyusui bayinya dengan cara alami. Karena air susu ibu (ASI) merupakan menu utama bagi seorang bayi. Sebaiknya ibu memberikan ASI kepada bayi setiap 2-3 jam. Menyusui bayi dengan ASI adalah tradisi yang sangat mulia, baik dari sudut pandang agama dan sosial maupun dunia ilmu kedokteran modern, karena ASI disamping sebagai makanan utama bayi, juga penguat jalinan jiwa. Misalnya saja saat disusui bayi menggenggam kepalan tangannya, dan menempatkan dibawah dagu dan menggerakkan jari kakinya kontak mata antara ibu dan bayi juga terjadi yang dapat meningkatkan komunikasi antara ibu bayi (Soetjiningsih, 2007).
6)      Pemberian K1 Injeksi Pada Bayi Baru Lahir
Pemberian vitamin K1 bertujuan guna mencegah terjadinya perdarahan akibat kekurangan vitamin K1. Manifestasi klinik yang sering ditemukan pada bayi kurang vitamin K1 adalah perdarahan, pucat dan pembesaran lever atau hati ringan. Perdarahan dapat terjadi spontan akibat trauma, terutama pada trauma proses kelahiran. Kebanyak kasus perdarahan terjadi di kulit, mata, hidung dan saluran cerna.
7)      Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
1.      Adanya kejang atau tanpa kesadaran menurun: bayi menangis melengking tiba-tiba, adanya gerakan yang tidak terkendali pada mulut, mata atau anggota gerak, mulut mencucu, kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa rangsangan.
  1. Adanya gangguan nafas: nafas berhenti lebih dari 20 detik, bayi tampak biru, tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat, pernapasan cuping hidung, bayi merintih.
  2. Penurunan suhu tubuh kurang dari 36O C: badan bayi teraba dingin, tampak mengantuk, ada bagian tubuh yang merah dan mengeras, kaki dan tangan teraba dingin dan gerakan bayi kurang dari normal.
  3. Bayi demam > 37,5O C
  4. Adanya infeksi: bayi tampak mengantuk atau tidak sadar, adanya kejang, gangguan napas, malas atau tidak dapat minum, ubun-ubun cembung, ada bagian tubuh yang merah dan mengeras, badan teraba dingin, adanya bisul-bisul kecil pada kulit, nanah keluar dari mata, pusar kemerahan sampai ke dinding perut dan berbau busuk.
  5. Bayi kuning pada hari pertama setelah lahir atau setelah umur 14 hari atau pada umur lebih dari 2 minggu.
  6. Adanya gangguan saluran cerna: bayi muntah, bayi gelisah, rewel dan perut kembung, teraba benjolan pada perut. Untuk bayi baru lahir: belum buang air besar dalam 24 jam terakhir, ada darah dalam tinja tanpa diare, periksa apakah ada lubang duburnya.
  7. Diare: keadaan umum bayi apakah tampak mengantuk atau tidak sadar, gelisah atau rewel, mata cekung, cubitan pada kulit perut kembali lambat.
8)      Pengamatan Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Atau Anak
Sangat penting untuk mengamati pertambahan berat badan bayi dengan membawanya ke posyandu untuk ditimbang setiap bulan. Setiap bulan berat badan anak akan meningkat sesuai dengan pita hijau pada KMS (Depkes RI, 2009) .
Perkembangan dan kepandaian anak akan bertambah sesuai dengan umur dan anak yang sehat akan jarang sakit, selalu gembira, ceria, aktif. lincah dan cerdas. 
·         Tanda-tanda anak tumbuh sehat sebagai berikut:
1.      Berat badan anak naik setiap bulan
  1. Pada KMS garis pertumbuhan naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah ke pitra warna diatasnya.
·          Tanda anak tumbuh kurang sehat sebagai berikut:
1.       Berat badan tidak naik
2.       Pada KMS garis pertumbuhan turun, datar, pindah ke pita warna di bawahnya atau ada di bawah garis merah.
9)      Pemberian Imunisasi Bayi Baru Lahir
Imunisasi merupakan upaya untuk melindungi bayi dari berbagai aspek penyakit menular. Imunisasi pertama diberikan pada saat bayi baru lahir yaitu dengan memberikan imunsasi Hepatitis B-O (HBO). HBO sebaiknya diberikan sebelum bayi berumur 7 hari. Imunsiasi selanjutnya diberikan di posyandu, puskesmas, rumah sakit atau dokter praktek swasta. Bayi harus mendapatkan imunsasi dasar lengkap sebelum berumur 1 tahun. Bayi yang akan diimunisasi harus dalam keadaan sehat, namun batuk pilek ringan bukan merupakan halangan untuk mendapatkan imunsasi. 

·          Penyakit yang dapat dicegah dengan imunsasi adalah:
1.      Hepatitis B (HB)
2.      TBC
3.      Polio
4.      Difteri, Perfusis (batuk rejan), Tetanus (DPT)
5.      Campak

B.     Mitos
Banyak mitos mengenai kehamilan dan kesehatan anak. Namun namanya juga mitos tentu banyak juga yang perlu diteliti kebenarannya. Beberapa mitos dapat bertahan karena memberikan nasihat yang sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Namun banyak mitos terutama sekitar kehamilan dan melahirkan, terbukti salah atau tidak efektif sesuai dengan kemajuan kedokteran dan teknologi (Depkes RI, 2009) .

C.     Penyakit Menular
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang dapat menyebar dari satu orang ke orang lainnya melalui hubungan seks dan merupakan masalah kesehatan masyarakat di banyak negara. 
Angka kejadian IMS diperkirakan tinggi dan kegagalan dalam mendiagnosa serta mengobati IMS sedini mungkin dapat menimbulkan komplikasi dan kecacatan termasuk terjadinay infertilitas, keguguran, kehamilan ektopik, kanker daerah panggul bahkan infeksi pada bayi baru lahir. Komplikasi yang terjadi akibat IMS dan penyakit radang panggul (PRP) menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan reproduksi (Depkes RI, 2009)

D.    Akta Kelahiran
Menurut UU No 23/2002: Perlindungan Anak pasal 5 menjelaskan bahwa setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan. Pasal 27 juga menyatakan bahwa identitas diri anak harus diberikan sejak kelahirannya dan dituangkan dalam akta kelahiran yang dibuat berdasarkan pada surat keterangan dari orang yang menyaksikan dan/atau membantu proses kelahiran (Depkes RI, 2009) .

IV.            Materi Senam Ibu Hamil
Senam ibu hamil dilakukan secara rutin dan terus mnenerus, hal ini bertujuan: untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala yang mengganggu selama masa kehamilan seperti sakit pinggang, bengkak kaki dan lain-lain, mengurangi ketegangan otot-otot sendi sehingga mempermudah kelahiran. Senam semasa kehamilan sebagai berikut:

A.    Senam untuk kaki
1.      Duduk dengan kaki diluruskan ke depan dengan tubuh bersandar tegak lurus (rileks).
2.      Tarik jari-jari kearah tubuh secara perlahan-lahan lalu lipat ke depan.
3.      Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungan sesuai dengan gerakan (Lihat gambar 1)
4.      Tarik kedua telapak kaki kea rah tubuh secara perlahan-lahan dan dorong ke depan. Lakukan sebanyak 10 kali, penghitungansesuai dengan gerakan (Lihat gambar 2)
B.     Senam duduk bersila
1.      Duduk kedua tangan diatas lutut
2.      Letakkan kedua telapak tangan di atas lutu
3.      Tekan lutut ke bawah dengan perlahan-lahan (Lihat gambar 3).
4.      Lakukanlah sebanyak 10 kali, lakukan senam duduk bersila ini selama 10 menit sebanyak 3 kali sehari.
C.     Cara tidur yang nyaman
Berbaringlah miring pada sebelah sisi dengan lutut di tekuk (Lihat gambar 4)
D.    Senam Untuk Pinggang (posisi terlentang)
1.      Tidurlah terlentang dan tekuklah lutut jangan terlalu lebar, arah telapak tangan ke bawah dan berada di samping badan
2.      Angkatlah pinggang secara perlahan (Lihat gambar. 5)
3.      Lakukanlah sebanyak 10 kali
E.     Senam untuk pinggang (posisi merangkak)
1.      Badan dalam posisi merangkak
2.      Sambil menarik napas angkat perut berikut punggung ke atas dengan wajah menghadap ke bawahg membentuk lingkaran.
3.      Sambil perlahan-lahan mengangkat wajah hembuskan napas, turunkan punggung kembali dengan perlahan (Lihat gambar 6).
4.      Lakukanlah sebanyak 10 kali.
F.      Senam dengan satu lutut
1.      Tidurlah terlentang, tekuk lutut kanan.
2.      Lutut kanan digerakkan perlahan kearah kanan lalu kembalikan (Lihat gambar 7).
3.      Lakukanlah sebanyak 10 kali.
4.      Lakukanlah hal yang sama untuk lutut kiri.
G.    Senam dengan kedua lutut
1.      Tidurlah terlentang, kedua lutut ditekuk dan kedua lutut saling menempel.
2.      Kedua tumit dirapatkan, kaki kiri dan kanan saling menempel.
3.      Kedua lutut digerakkan perlahan-lahan kea rah kiri dan kanan (Lihat gambar 8).
4.      Lakukanlah sebanyak 8 kali.
H.    Latihan untuk saat persalinan
Latihan untuk saat persalinan dibagi menjadi (Depkes RI, 2009)  sebagai berikut:
I.       Cara pernapasan saat persalinan
1.      Cari posisi yang nyaman, misalnya duduk bersandar antara duduk dan berbaring serta kaki diregangkan, posisi merangkak, duduk di kursi.
2.      Tarik napas dari hidung dan keluarkan melalui mulut.
3.      Usahakan tetap rileks.
J.       Cara mengejan
1.      Cari posisi yang nyaman atau posisi ibu antara duduk dan berbaring serta kaki direnggangkan.
2.      Perlahan-lahan tarik napas sebanyak 3 kali dan pada hitungan ke 4 tarik napas kemudian tahan napas, sesuai arahan pembantu persalinan (Lihat gambar 10).
3.      Mengejan ke arah pantat.


K.    Cara pernapasan pada saat melahirkan
1.      Letakkanlah kedua tangan di atas dada
2.      Bukalah mulut lebar-lebar bernapaslah pendek sambil mengatakan hah-hah-hah (Lihat gambar 11).
L.     Senam untuk memperlancar ASI
1.      Lipat lengan ke depan dengan telapak tangan digenggam dan berada di depan dada, gerakkan siku ke atas dan ke bawah.
2.      Lipat lengan ke atas hingga ujung jari tengah menyentuh bahu, dalam posisi dilipat lengan diputar dari belakang ke depan, sehingga siku-siku bersentuhan dan mengangkat payudara lalu bernapaslah dengan lega (Lihat gambar 2.13)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar